Vrydag 26 April 2013





Proyeksi peta yang ideal ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak, sudut, luas dan bentuk, sehingga keadaan asli permukaan bumi tergambar sama persis dengan  peta. Jarak di peta sama dengan jarak di lapangan atau equidistant. Sudut/arah di peta sama dengan arah/sudut di lapangan atau sama bentuk (conform). Luas di peta sama dengan luas di lapangan atau sifatnya equalarea. Namun keadaan ideal ini tidak akan dapat dipenuhi oleh suatu proyeksi peta manapun. Jadi distorsi tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dikurangi saja .

Proyeksi peta tidak lain adalah  teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar yang berupa peta.

Tujuan pokok suatu proyeksi peta adalah menggambarkan bentuk bola bumi/globe ke bidang datar yang disebut peta dengan distorsi sekecil mungkin. Seperti telah dijelaskan di bagian depan, untuk mencapai ketiga syarat ideal suatu proyeksi adalah hal yang tidak mungkin, dan untuk mencapai suatu syarat saja untuk menggambarkan seluruh muka bumi juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang mungkin dipenuhi ialah salah satu syarat saja dan itupun hanya untuk sebagian dari permukaan bumi. Suatu kompromi atau jalan tengah antara syarat-syarat di atas bisa diambil, guna memungkinkan membuat kerangka peta yang meliputi wilayah yang lebih luas.


Dengan adanya kompromi, maka timbul bermacam-macam proyeksi yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sesuai dengan tujuan penggambaran peta.


Dengan adanya kompromi, maka timbul bermacam-macam proyeksi yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan sesuai dengan tujuan penggambaran peta.
Proyeksi peta dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Menurut Bidang Proyeksinya
·         Proyeksi Azimuthal/zenithal/planar bila bidang proyeksinya berupa bidangdatar.
·         Proyeksi silinder bila bidang proyeksinya berupa silinder atau tabung.
·         Proyeksi kerucut bila bidang proyeksinya berupa kerucut atau cone.
b. Menurut Posisi Bidang Proyeksinya Terhadap Bola Bumi
·         Proyeksi tegak atau normal, jika garis karakteristik bidang proyeksi berimpitdengan sumbu bola bumi.
·         Proyeksi melintang atau transversal atau equatorial, bila garis karakteristik  bidang proyeksi berpotongan tegak lurus dengan umbu bola bumi.
·         Proyeksi oblique atau miring, bila garis karakteristik bidang proyeksinya membentuk sudut lancip dengan sumbu bola bumi.
c. Menurut Sifat Distorsinya
·         Proyeksi ekuidistan, bila jarak di permukaan bumi sama dengan jarak di peta menurut skalanya.
·         Proyeksi konform, bila sudut/bentuk di permukaan bumi sama dengan bentuk di peta.
·         Proyeksi ekuivalen, bila luas di permukaan bumi sama dengan luas di peta setelah diskalakan.
d.  Menurut Posisi Pusat Proyeksi
·         Proyeksi Gnomonis, bila pusat bola bumi merupakan pusat sumber proyeksi.
·         Proyeksi Stereografis, bila pusat sumber proyeksi terletak pada titik di permukaan bumi.
·         Proyeksi Ortografis, bila pusat sumber proyeksi berasal atau terletak di tempat yang sangat jauh tidak terhingga sehingga garis-garis proyeksi dianggap sejajar.
 e.   Menurut Modifikasi
Proyeksi peta menurut modifikasi (gubahan) dibedakan :
·         Proyeksi Bonne (Equal Area)
Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
·         Proyeksi Sinusoidal
Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
·         Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifat-sifat proyeksi Mercatar yaitu:
1.    Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
2.    Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala.
3.    Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar.
4.    Proyeksinya adalah konform.
5.    Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
·         Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
·         Proyeksi Gall
Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.
·         Proyeksi Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran.

Memilih Proyeksi Peta

Dalam memilih proyeksi peta harus diperhatikan  tujuan atau maksud pembuatan peta tersebut, serta unsur mana yang sangat dituntut bagi kepentingan pemakai peta. Sebagai contoh:
  1. Untuk keperluan pelayaran/navigasi: harus dipilih proyeksi konform yang atau sama bentuk.
  2. Untuk para ahli ekonomi, geografi, untuk menggambarkan data statistik dan menunjukkan penyebaran: pilih proyeksi ekuivalen/sama luas.
  3. Untuk keperluan penerbangan yang mementingkan kondisi jarak yang benar, haris dipilih proyeksi ekuidistan/sama jarak.
  4. Untuk mengetahui letak dan bentuk daerah: misalnya letak Indonesia membujur di dekat equator, sebaiknya dipilih proyeksi silinder. Letak Chili melintang searah dengan meridian dan terletak di  hemisfera selatan, dapat menggunakan proyeksi kerucut.

Georeferencing            
Georeferencing adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sitem koordinat dan proyeksi tertentu. Pada GIS, ada 2 sistem koordinat, yaitu geographic coordinate system/sistem koordinat geografi dan projected coordinate system/sistem koordinat proyeksi. Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan digunakan bisa ditandai dengan penggunaan degree/derajat pada sistem koordinat geografi dan meter pada sistem koordinat proyeksi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada kedua sistem koordinat tersebut. Kelebihan dari sistem koordinat geografi adalah dapat menganalisis secara mudah, sedangkan kelebihan dari sistem proyeksi adalah lebih detail karena satuannya meter sehingga luasannya bisa dihitung dengan mudah. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak dapat menghitung luasan/panjang pada sistem GIS dan jika perhitungan tersebut dilakukan, tinggat error yang dihasilkan pun akan tinggi, sedangkan kekurangan dari sistem proyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter sehingga hanya bisa menganalisis satu kawasan saja.


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking