Proyeksi peta yang ideal
ialah proyeksi yang tidak mengalami distorsi jarak, sudut, luas dan bentuk,
sehingga keadaan asli permukaan bumi tergambar sama persis dengan peta.
Jarak di peta sama dengan jarak di lapangan atau equidistant. Sudut/arah di
peta sama dengan arah/sudut di lapangan atau sama bentuk (conform). Luas di
peta sama dengan luas di lapangan atau sifatnya equalarea. Namun keadaan ideal
ini tidak akan dapat dipenuhi oleh suatu proyeksi peta manapun. Jadi distorsi
tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dikurangi saja .
Proyeksi peta tidak lain
adalah teknik memindahkan bidang lengkung permukaan bumi ke bidang datar
yang berupa peta.
Tujuan pokok suatu
proyeksi peta adalah menggambarkan bentuk bola bumi/globe ke bidang datar yang
disebut peta dengan distorsi sekecil mungkin. Seperti telah dijelaskan di
bagian depan, untuk mencapai ketiga syarat ideal suatu proyeksi adalah hal yang
tidak mungkin, dan untuk mencapai suatu syarat saja untuk menggambarkan seluruh
muka bumi juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang mungkin dipenuhi ialah
salah satu syarat saja dan itupun hanya untuk sebagian dari permukaan bumi.
Suatu kompromi atau jalan tengah antara syarat-syarat di atas bisa diambil,
guna memungkinkan membuat kerangka peta yang meliputi wilayah yang lebih luas.
Dengan adanya kompromi,
maka timbul bermacam-macam proyeksi yang masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan sesuai dengan tujuan penggambaran peta.
Dengan adanya kompromi,
maka timbul bermacam-macam proyeksi yang masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan sesuai dengan tujuan penggambaran peta.
Proyeksi peta
dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Menurut
Bidang Proyeksinya
·
Proyeksi
Azimuthal/zenithal/planar bila bidang proyeksinya berupa bidangdatar.
·
Proyeksi
silinder bila bidang proyeksinya berupa silinder atau tabung.
·
Proyeksi
kerucut bila bidang proyeksinya berupa kerucut atau cone.
b. Menurut
Posisi Bidang Proyeksinya Terhadap Bola Bumi
·
Proyeksi
tegak atau normal, jika garis karakteristik bidang proyeksi berimpitdengan
sumbu bola bumi.
·
Proyeksi
melintang atau transversal atau equatorial, bila garis karakteristik bidang proyeksi berpotongan tegak lurus
dengan umbu bola bumi.
·
Proyeksi
oblique atau miring, bila garis karakteristik bidang proyeksinya membentuk
sudut lancip dengan sumbu bola bumi.
c. Menurut
Sifat Distorsinya
·
Proyeksi
ekuidistan, bila jarak di permukaan bumi sama dengan jarak di peta menurut
skalanya.
·
Proyeksi
konform, bila sudut/bentuk di permukaan bumi sama dengan bentuk di peta.
·
Proyeksi
ekuivalen, bila luas di permukaan bumi sama dengan luas di peta setelah
diskalakan.
d. Menurut Posisi Pusat Proyeksi
·
Proyeksi
Gnomonis, bila pusat bola bumi merupakan pusat sumber proyeksi.
·
Proyeksi
Stereografis, bila pusat sumber proyeksi terletak pada titik di permukaan bumi.
·
Proyeksi
Ortografis, bila pusat sumber proyeksi berasal atau terletak di tempat yang
sangat jauh tidak terhingga sehingga garis-garis proyeksi dianggap sejajar.
e.
Menurut Modifikasi
Proyeksi peta
menurut modifikasi (gubahan) dibedakan :
·
Proyeksi
Bonne (Equal Area)
Sifat-sifatnya
sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar.
Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. Baik untuk
menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
·
Proyeksi
Sinusoidal
Pada proyeksi
ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah
khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar
paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk
daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini
sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
·
Proyeksi
Mercator
Proyeksi
Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi
dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi,
kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifat-sifat proyeksi Mercatar
yaitu:
1.
Hasil
proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi
makin membesar bila makin dekat dengan kutub.
2.
Interval
jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar
menurut skala.
3.
Interval
jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak
makin membesar.
4.
Proyeksinya
adalah konform.
5.
Kutub-kutub
tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
·
Proyeksi
Mollweide
Pada proyeksi
ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
·
Proyeksi
Gall
Sifatnya sama
luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.
·
Proyeksi
Homolografik (Goode)
Sifatnya sama
luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi
Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran.
Memilih Proyeksi Peta
Dalam memilih proyeksi peta harus diperhatikan tujuan atau maksud pembuatan peta tersebut, serta unsur mana yang sangat dituntut bagi kepentingan pemakai peta. Sebagai contoh:
- Untuk keperluan pelayaran/navigasi: harus dipilih proyeksi konform yang atau sama bentuk.
- Untuk para ahli ekonomi, geografi, untuk
menggambarkan data statistik dan menunjukkan penyebaran: pilih proyeksi
ekuivalen/sama luas.
- Untuk keperluan penerbangan yang mementingkan
kondisi jarak yang benar, haris dipilih proyeksi ekuidistan/sama jarak.
- Untuk mengetahui letak dan bentuk daerah: misalnya letak Indonesia membujur di dekat equator, sebaiknya dipilih proyeksi silinder. Letak Chili melintang searah dengan meridian dan terletak di hemisfera selatan, dapat menggunakan proyeksi kerucut.
Georeferencing
Georeferencing
adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai
acuan sistem koordinat ke dalam sitem koordinat dan proyeksi tertentu. Pada
GIS, ada 2 sistem koordinat, yaitu geographic coordinate system/sistem
koordinat geografi dan projected coordinate system/sistem koordinat proyeksi.
Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan digunakan bisa
ditandai dengan penggunaan degree/derajat pada sistem koordinat geografi dan
meter pada sistem koordinat proyeksi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan
pada kedua sistem koordinat tersebut. Kelebihan dari sistem koordinat geografi
adalah dapat menganalisis secara mudah, sedangkan kelebihan dari sistem
proyeksi adalah lebih detail karena satuannya meter sehingga luasannya bisa
dihitung dengan mudah. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak
dapat menghitung luasan/panjang pada sistem GIS dan jika perhitungan tersebut
dilakukan, tinggat error yang dihasilkan pun akan tinggi, sedangkan kekurangan
dari sistem proyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter sehingga
hanya bisa menganalisis satu kawasan saja.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking